Sabtu, 23 Juli 2011

Geliat dalam Pekat

Apakah mata telah terpejam?
Mulut telah bungkam?
Telinga telah tertutup rapat?
Mata hati menjadi pekat?
Apa yang terserak di dalam jiwa dan raga?
Hanya geliatkah?
Adakah nurani? Ekspresi? Atau logika?
Geliat hidup yang tak hanya "menggeliat" begitu saja?
Hiduplah!
Berpikirlah!
Bertindaklah!
Jangan hanya menjadi seonggok daging dan tulang yang hanya menggeliat dalam pekat

geliat dalam pekat a.k.a hidup tanpa berkarya, mung meneng tok

Selasa, 12 Juli 2011

Ketika Kata-Kata Hanya Menjadi Sampah

Doa yang meluncur dari urat yang lihai membeberkan kepalsuan
Sumpah serapah
Cemoohan dan hinaan
Propaganda menyesatkan
Berandai-andai tanpa hasil
Cercaan dan kritikan tak bertanggung jawab
Mencela dan saling menjatuhkan
Menebar kemunafikan
Membelokkan amanah
Berdebat kusir
Menggunjingkan keburukan
Mengaburkan fakta
Begitu juga notes ini
Semuanya hanya sampah

Selasa, 15 Februari 2011

Batu Raksasa yang Terbawa Arus Lahar Dingin

Hari Minggu, tanggal 7 Februari 2011 lalu saya beserta ayah dan ibu saya berencana pergi ke Jogjakarta untuk mengunjungi kakak dan adik saya yang kuliah di Jogja. Perjalanan dimulai pada pagi hari dan akan pulang sore hari, jadi tidak menginap. Awalnya ibu bilang sebaiknya lewat rute Klaten untuk menghindari kemacetan yang mungkin terjadi di daerah Muntilan karena adanya berbagai macam pemberitaan tentang batu-batu besar yang terbawa arus lahar dingin yang mengganggu arus lalu lintas menuju Jogjakarta, karena sebelumnya juga kakak saya sempat pulang lewat rute Klaten dan adik saya yang sempat pulang lewat rute Muntilan-Magelang dengan pengalihan jalur lewat Borobudur. Namun ayah tetap ngotot ingin lewat Magelang-Muntilan. Akhirnya diputuskan tetap melalui rute Magelang-Muntilan.

Benar saja, ketika sampai di daerah Jumoyo, Muntilan, terjadi kemacetan yang lumayan panjang karena kendaraan harus sabar mengantre untuk buka tutup jalur karena adanya kendaraan-kendaraan besar untuk mengeruk pasir dan memindahkan batu-batu besar. Dan tepat ketika kami melewati desa yang hancur akibat terjangan lahar dingin itu kami hanya bisa ternganga-nganga melihat batu-batu besar atau lebih tepatnya disebut raksasa itu teronggok sedemikian rupa di tepi-tepi jalan dengan pasir yang menggunung di sisi yang lain. Dengan jelas pula dapat kami lihat sungai kecil yang tepinya telah tertimbun pasir yang sangat banyak.

plang nama desa Jumoyo
Benar rupanya kabar mengenai desa Jumoyo itu dahulu merupakan kali besar tempat aliran lahar dingin gunung Merapi beratus-ratus tahun yang lalu. Namun karena selama berpuluh-puluh tahun letusan Merapi tidak pernah besar dan pembangunan terus berjalan daerah itu dibangung desa, jalan raya, jembatan, dan tempat-tempat umum lainnya sehingga ketika lahar dingin yang begitu besar dan dahsyat menerjang, semuanya rusak porak poranda seketika.

salah satu kerusakan yang ditimbulkan pada rumah warga
Ironisnya tempat itu menjadi tempat wisata yang menarik untuk orang-orang yang ingin melihat secara langsung dampak dari terjangan lahar dingin yang membawa material-material yang menghancurkan rumah-rumah penduduk di Jumoyo tersebut. Namun juga sekaligus mendatangkan keuntungan bagi orang-orang yang diuntungkan, misalnya penjual tiket masuk, penjual makanan dan minuman, juga bagi para penambang pasir :)

Subhanallah kuasa Tuhan memang sangat besar sehingga batu sebesar apapun bisa juga terbawa arus lahar dingin dan menghancurkan apa saja yang dilaluinya. Semoga menjadi sesuatu yang menginspirasi kita semua :)
salah satu batu raksasa
gambar: dokumentasi pribadi

Minggu, 23 Januari 2011

Kepolosan dan Kelucuan Saudara Sepupuku

Saya punya saudara sepupu yang masih berusia lima tahun. Sekarang dia sudah masuk kelas TK. Dia itu tipe anak yang sangat polos dan cerdas. Namanya Naya. Dia sering melontarkan kata-kata dan pertanyaan yang di luar dugaan. Seperti contoh, saat belajar di sekolah, ibu guru mengajukan pertanyaan kepada siswa-siswinya tentang apakah fungsi mulut. Kebanyakan anak kecil saat diberi pertanyaan seperti itu akan menjawab untuk bicara, untuk makan, untuk minum, dan fungsi-fungsi standar yang diketahui oleh pikiran anak kecil. Tapi saat itu yang dilontarkan oleh Naya mengenai fungsi mulut adalah sebagai wadah gigi. Spontan ibu guru tertawa sampai susah berhenti.

Kepolosan yang lain adalah ketika diminta ibuku untuk membaca doa-doa pendek, misalnya doa sebelum makan, doa sebelum tidur, tapi Naya menolak untuk membaca doa-doa tersebut. Dia lebih memilih doa ketika bercermin, doa sebelum memakai baju, doa ketika ada petir. Semua kaget karena Naya sudah bisa dan lancar. Saya berpikir anak ini sangat berbeda dengan anak-anak sebayanya. Think outside the box, I think :D

Suatu saat ketika bepergian bersama keluarganya, ada om, tante, sama nenek juga. Ketika menunggu tante antre mengambil obat di apotek, Naya memilih untuk menunggu di mobil bersama om dan nenek. Saat itu posisi om ada di kursi depan, sedangkan Naya dan nenek di kursi tengah. Naya dan nenek membicarakan berbagai macam hal dan ketika itu secara tidak sengaja melihat awan yang bergerak perlahan-lahan. Seketika itu juga Naya menanyakan suatu hal yang orang dewasa pun bingung mau menjawab apa. Pertanyaan yang dilontarkan oleh Naya kepada nenek adalah, "Nek, Allah itu ada di atas awan atau di bawah awan?". Lalu *siiiiing krik krik krik, nenek terdiam bingung memikirkan jawaban. Kemudian nenek melempar pertanyaan itu kepada om,  ayahnya Naya. Om juga sempat bingung mau menjawab apa, namun akhirnya diberikan pengertian mengenai hal-hal yang berhubungan dengan hal itu, entah Naya bisa mengerti atau tidak :)

Kepolosan yang lain adalah ketika dipulangkan awal ketika sekolah oleh ibu guru. Ketika semua anak merasa senang karena pulang awal, Naya tidak merasa demikian. Dia merasa rugi, tapi rugi dalam arti lain. Dia bilang ke ibu guru, "Wah, rugi dong bu guru, udah susah payah bangun pagi, mandi, sarapan, pakai seragam dan lain-lain kok malah pulang awal. Sayang kan udah melakukan itu semua. Daripada pulang awal kenapa nggak diliburkan aja sekalian?". Ibu guru tertegun sejenak, kenapa anak seumur Naya sudah berargumentasi seperti orang dewasa :D Lalu dengan bijak ibu guru mengatakan, kalau diliburkan nanti ibu guru tidak bisa bertatap muka dengan siswa-siswinya :)

Kamis, 20 Januari 2011

Organizational Experience

Ketika seseorang memasuki dunia organisasi, organisasi apa pun itu, sebisa mungkin dia harus loyal dan konsisten terhadap semua aturan main yang ada di dalam organisasi tersebut. Yang paling sederhana adalah organisasi sekolah di mana dia bisa melatih diri menjadi seseorang yang memiliki peran aktif menjalankan program kerja untuk mencapai tujuan bersama.

Berat memang ketika tuntutan organisasi bertubrukan dengan kepentingan pribadi misalnya urusan sekolah atau kuliah, apalagi jika seseorang tersebut telah bekerja. Dia harus pandai-pandai memilah kepentingan yang paling mendesak dan menentukan sikap dengan tepat. Konsistensi dan peran aktif sangat dibutuhkan di sini. Tidak bisa dijadikan alasan dari salah satu sisi untuk lepas tangan dari kewajiban sisi yang lain. Di sinilah dibutuhkan strategi untuk mengatur waktu, jadwal, dan lainnya agar semuanya berjalan beriringan dengan sedikit resiko tabrakan kepentingan.

Manusia butuh untuk berorganisasi. Karena di dalam organisasi, seseorang bisa mengembangkan diri, bergaul, bekerja bersama atau team working, menjalin networking, dan mengeksistensikan diri.